Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

HARAPAN

                            "HARAPAN" Harapan? Kata singkat namun memiliki arti dalam proses sebuah pencapaian dimasa mendatang.  Mungkin semua orang memiliki sebuah harapan. Bahkan harapan orang tidak selalu untuk kebahagian namun juga ada untuk sebuah ke egoisan.  Akhir-akhir ini hatiku terguncang dengan sebuah harapan. Sebab harapan yang ku rangkai begitu indah di 2 tahun yang lalu, seharusnya hari ini sudah kudapatkan. Namun nyatanya tidak semudah itu untuk didapat. Apanya yang salah? Apakah janji yang sudah kubuat untuk diriku terlalu berlebihan atau mungkin belum saatnya saja kudapat.  Apakah pasrah adalah jalan satu-satunya? Atau terus kukejar hingga aku bisa berada di harapan yang telah ku hayalkan setiap jam 2 malam.  Terkadang rasa tidak percaya diri sering bermunculan. Pikiran negatif seperti memanahku. Akan seperti apa aku ini? Apa yang terjadi 1 tahun kedepan? Apa yang akan terjadi 2 tahun kedepan? Begitulah pertanyaan yang ku sudutkan pada hati ini. Banyak orang

TITIK JENUH

                              TITIK JENUH      Usia 24? Menurutku usia ini sangat berat dijalani. Antara harus segera menikah atau meneruskan karir. Haaaahhhhhhh, rasanya aku ingin menghentikan nafas ini sebentar saja.   Berbicara karir sepertinya aku masih sedang dalam proses perjuangan. Padahal untuk menjadi kaya tidak harus menjadi PNS. dimasyarakat masih banyak berpikiran kalau menjadi PNS itu dinyatakan sudah sangat sukses. Belum tahu saja mereka menjadi pengusaha itu mungkin penghasilannya lebih besar dari PNS. ya cuma resikonya saat rugi besar. Menjadi PNS belum tentu juga banyak uang juga, bisa saja gajinya sudah dicarikan hutang terlebih dahulu. Yahhh.... bagaimana memang sudah jalanku berada di jalur pendidikan, yaaa kalau tidak berharap menjadi PNS menjadi apa lagi? Pengusaha? Bagusnya sih bisa mengambil keduanya.   Hampir 2 tahun sudah aku merasakan bekerja. Banyak sekali pengalaman yang didapat. Kita harus belajar bagaimana menjaga hubungan dengan rekan kerja agar tetap ny

SANG WAKTU

"Sang Waktu" Embun pagi mulai menyapa hangatnya mentari pagi. Namun raga ini masih tergulung selimut dan kicauan burung seperti memanggilku untuk bangun dan mewujudkan setiap rencana yang masih ku ragukan. Tidak terasa umurku sudah mulai diangka yang lumayan fantastis. Dan sepertinya perjalanan memanusiakan diri sudah dimulai. Deretan rencana yang masih menjadi angan-angan sudah menunggu untuk segera diwujudkan.  "Sabar nak, Ibu dulu benar-benar mengabdi. Kamu masih untung dapat gaji" celetuk seorang Ibu yang sudah bergolongan IV A.  Rasanya Aku tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan Ibu ini. Ya karna posisi sudah beda. Ibu itu sudah mencapai cita-citanya sedangkan Aku masih belum tahu arah. Malas saja rasanya berargumen kehidupan dengan beliau. Motivasinya  memang cukup membuat hati lebih lega, tapi apakah bisa diterapkan pada kehidupan yang millenial dan dengan kekuatan orang dalam seperti ini?  Pikiranku tertancap dengan banyaknya pertanyaan "ap